Cerita Seks. Perkenalkan Nama gw Andika ( nama samaran )! Gw baru lulus
kuliah dan kepengen sekali menjadi seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil ) masa
depan cerah gitu kata orang! menjadi PNS merupakan impian bagi sebagian besar
orang! Bergagai cara dilakukan agar bisa lolos tes CPNS. ikut bimbingan tes
CPNS, mengasi uang pelicin, menyewa joki, sampai ke dukun sekalipun akan
dilakukan.
Entah
karena putus asa setelah beberapa kali gagal dalam tes, akhirnya gw juga
memakai jasa dukun atau orang pintar dan bukan mbak erot lho. Menurut info yang
gw peroleh dari temanku, ada seorang dukun di pinggir kota yang dulu pernah
meloloskannya menjadi PNS.
Malam
itu gw sendirian pergi mencari rumah dukun itu. Setelah sempat muter2 nanya
sana-sini, akhirnya gw tiba di sebuah rumah sederhana yang nyaris tidak
terlihat dari jalan raya. Halamannya yang luas dan tertutup rimbunnya
pohon-pohon mangga membuat suasana menjadi sejuk dan tenang. Setelah beberapa
kali mengetuk pintu, seorang wanita setengah baya dengan senyum ramahnya
membukakan pintu.
“Permisi,
apa benar ini rumahnya Mbak Ayik ( nama samaran juga )?” tanya kemudian.
“Oh iya, saya sendiri. Silakan masuk, Pak!”
“Oh iya, saya sendiri. Silakan masuk, Pak!”
Setelah
dipersilakan duduk, tanpa basa-basi gw segera memperkenalkan diri dan langsung
mengutarakan maksud kedatanganku.
“Ooo,
jadi Pak Andika ini juga pengen jadi PNS tohhhh?”
“Iya Mbak! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman saya.”
“Iya Mbak! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman saya.”
Gw
menyodorkan satu botol madu murni kepada Mbak Ayik .
“Kalau
begitu, silakan Pak Andika ikut saya ke dalam!” Mbak Ayik beranjak dari
duduknya sambil membawa botol madu yang gw berikan tadi.
Beliau
berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan. Dari belakang gw
membuntutinya sambil memperhatikan gerakan pantat montoknya yang membuatku
menelan ludah.
Sesampainya
di dalam ruangan yang redup itu, Mbak Ayik menutup pintu dan menyuruhku membuka
pakaianku.
“Maaf
ya Pak Pak ! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu!
Kita akan segera memulai ritualnya!”
“Semuanya, Mbak?” tanyaku malu-malu.
“Semuanya, Mbak?” tanyaku malu-malu.
Mbak
Ayik tersenyum, “Pak Andika gak usah malu. Anggap saja saya tidak ada. Toh ini
kan juga demi cita-cita Pak Andika !” Mbak Ayik benar, pikirku. Lagi pula gw
sudah terlanjur datang ke sini, jadi gw tidak perlu malu lagi.
Sementara
Mbak Ayik menyiapkan kelengkapan ritual, gw segera menanggalkan semua busanaku
kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu. Beberapa saat
kemudian, dengan sebotol madu di tangannya, Mbak Ayik datang dan duduk di sampingku.
Sesaat gw sempat melihat Mbak Ayik mengamati tubuh telanjangku.
Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.
Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.
Dengan
duduk bersimpuh di sampingku, Mbak Ayik mulai menuangkan madu murni itu ke
sekujur tubuhku. Gw memejamkan mata saat tangan lembut Mbak Ayik mulai
menyentuh dada gw, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku.
Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku dan
putingnya, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya. Gw
menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang bergejolak
menuju ke arah pangkal paha gw.
“Pak
Andika sudah punya pacar?” tanya Mbak Ayik memecah keheningan.
“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Mbak!”
“ehmmm… jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Pak !” kata Mbak Ayik meledek.
“Ah, Mbak Ayik ini bisa saja!”
“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Mbak!”
“ehmmm… jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Pak !” kata Mbak Ayik meledek.
“Ah, Mbak Ayik ini bisa saja!”
Tanpa
sengaja tanganku menyentuh lutut Mbak Ayik ketika beliau memindahkan tanganku
yang tadi menutupi kemaluanku. Gw juga sempat melirik pahanya yang sedikit
tersingkap. Wah, mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama
di atas paha mulus itu. Mbak Ayik membiarkannya ketika tanganku mengelusnya.
Bahkan beliau malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang
untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya.
Darahku
semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Mbak Ayik turun ke perutku,
membelai bulu-bulu halusnya dan memijat perutku, yang keras dan liat.
“Wah…
badan Pak Andika kekar juga yah? Tinggi lagi. Pasti Pak Andika rajin olah
raga.”
“Ya, setiap enam hari dalam seminggu, setiap pagi dan sore saya usahakan untuk olah raga meskipun hanya sejam. Biasanya sih saya rutin fitnes.”
“wahhhh.. pantesan adik Pak Andika gede!”
“Maksud Mbak Ayik , adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh.
“Maksud saya adik yang ini…..” kata Mbak Ayik sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung.
“Ya, setiap enam hari dalam seminggu, setiap pagi dan sore saya usahakan untuk olah raga meskipun hanya sejam. Biasanya sih saya rutin fitnes.”
“wahhhh.. pantesan adik Pak Andika gede!”
“Maksud Mbak Ayik , adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh.
“Maksud saya adik yang ini…..” kata Mbak Ayik sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung.
Ada
rasa kaget sekaligus senang dengan perlakuan Mbak Ayik . Beliau dengan lembut
melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan.
“opsttt
… Mbak! Enak…!” gw melenguh nikmat. Gw juga semakin berani dengan menyingkap
roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Mbak Ayik menanggapi
positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar gw
bisa mencapai pangkal pahanya. Wow! Sekali lagi gw terkejut sekaligus senang
manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus di antara pangkal paha Mbak
Ayik . Ternyata beliau sudah tidak memakai celana dalam.
Perlahan-lahan
gw mulai menggosok bibir memek Mbak Ayik yang sudah basah itu dengan jariku.
Mbak Ayik bertambah kelojotan dan semakin bersemangat mengocok batang kontolku.
Perlahan-lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa
jijik, Mbak Ayik mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar
pangkal paha gw, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat
kontolku yang sudah bertonjolan.
“Gimana
Pak Pak ? Enak kan?” tanya Mbak Ayik di sela-sela aksinya.
“Ahh… nikmat banget Mbak! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” Gw memang belum begitu berpengalaman dalam hal sex.
“Ahh… nikmat banget Mbak! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” Gw memang belum begitu berpengalaman dalam hal sex.
Selama
berhubungan dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional
saja. Namun kali ini Mbak Ayik memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Ekstrim
enak… Terbukti ketika Mbak Ayik dengan lembut memasukkan ujung kontolku ke
mulut mungilnya, langsung saja berjuta kenikmatan menghampiriku.
“ohhhhh..yeahhh
nak, Mbak!” nafasku semakin memburu. gw merintih-rintih nikmat, namun Mbak Ayik
masih asyik mempermainkan kontolku di dalam rongga mulutnya.
Gw
juga semakin berani. Kutarik roknya sampai terlepas. Bahkan Mbak Ayik juga
turut melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda lagi,
ternya Mbak Ayik masih memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya putih mulus,
Tokednya yang kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan
membuatku seolah ingin mengunyahnya. Oh, sungguh seksi sekali dukun ini.
“wakzzz….
kontol Pak Andika memang luar biasa besarnya. Hhhmmmm…. saya memang sudah lama
mendambakan kontol sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus Mbak Ayik kembali melumat
kejantananku.
Kali
ini beliau mengangkangi tubuhku dan menyodorkan memeknya tepat ke wajahku.
Dengan naluriku, gw mendekatkan mulutku ke memek Mbak Ayik yang merekah merah.
Bau harum yang keluar sangat merangsang syaraf otakku untuk menjilatnya.
Perlahan-lahan
kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan memeknya dengan lembut.
“ohhhhh..yahhhhh…
begitu Pak ! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…tuhan!”
Mbak
Ayik bertambah semangat mempermainkan kontolku di dalam mulutnya. Sementara
tangannya mengocok batang kontolku, kepalanya juga bergerak naik turun.
Sesekali beliau menyedot-nyedot ujung kontolku kuat-kuat. Cukup lama kami dalam
posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing.
Berapa
saat kemudian Mbak Ayik melepaskan kulumannya.
“Gimana,
Pak Andika Suka kan?” tanya Mbak Ayik sambil tersenyum pada gw.
Gw
hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Mbak Ayik yang masih
memijit-mijit batang kontolku.
“Berdasarkan
pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai kontol besar mempunyai
keinginan yang besar pula.
Saya
yakin, kali ini Pak Andika pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.” kata Mbak Ayik
menjelaskan. “Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan kontol
Pak Andika yang besar ini!”
Mbak Ayik mengambil posisi duduk di atas paha gw. Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke liang sugawinya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung kontolku mulai memasuki memiawnya yang hangat.
Mbak Ayik mengambil posisi duduk di atas paha gw. Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke liang sugawinya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung kontolku mulai memasuki memiawnya yang hangat.
Entah
karena memiaw Mbak Ayik yang sempit, ataukah karena kontolku yang besar, proses
penetrasi itu berjalan dengan lambat namun nikmat. Mbak Ayik tampak susah payah
berusaha agar batang kontolku bisa masuk utuh ke dalam memiawnya. Sampai
akhirnya…
“Aaougghh….
aduh Pak Andika ! Gede banget kontolmu!” tubuh Mbak Ayik yang mulus tampak
berkilat-kilat oleh cucuran keringatnya. Beberapa kali ia menghirup nafas
dalam-dalam sambil membiarkan batang kontolku terbenam dalam rongga memeknya yang
sempit. Beberapa saat kemudian Mbak Ayik mulai beraksi. Dengan kedua tangannya
bertumpu pada dada bidangku, beliau mulai mengayunkan pantatnya naik-turun.
“uuhhhhh…
ohhhhhhhh…!” Gw mendesah-desah keen akan.
Kedua tanganku memegang pinggul Mbak Ayik untuk mengatur gerakan naik-turunnya.
Sesekali
tanganku juga merayap naik, menggapai dua buah benda kenyal yang
melambai-lambai indah seiring dengan gerakan naik turun tubuhnya. Dengan liar
Mbak Ayik menghentak-hentakkan pantatnya, meliuk-liuk di atas tubuhku, seperti
seekor ular betina yang tengah membelit mangsanya.
Terkadang
beliau juga membuat goyangan memutar-mutar pantatnya sehingga jepitan memeknya
terasa mantap.
Batang
kontolku terasa seperti di pelintir dan dipijit-pijit di dalam lubang
kenikmatan itu. Terasa sangat hangat dan nikmat. Ooouuuhhh…
Semakin
lama gerakan Mbak Ayik semakin liar tak terkendali. Menghujam-hujam
kejantananku semakin dalam dan mentok sampai dinding terdalam rongga memeknya.
Nafas kami juga semakin memburu, seperti bunyi lokomotif tua yang berjalan
dengan sisa-sisa tenaganya.
“Oh,
Pak Andika …, saya…sudah…nggak kuat…lagi…!
Mbak
Ayik menjerit nikmat berbarengan dengan muncratnya magma panas dari dalam
rahimnya. Beliau mencengkeram kuat-kuat dada gw. Seolah ingin menancapkan
kuku-kukunya ke dalam bukit dada gw.
“Ooohhh…
sebentar lagi Mbak! Saya juga sudah mau keluar… ooohhh… yeaahhh….!”
Gw
juga mempercepat gerakanku. Meskipun Mbak Ayik terlihat lelah, namun gw masih
bisa menopang tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah.
Beberapa menit kemudian, gw merasakan batang kontolku semakin mengencang dan
mulai berdenyut-denyut. Gw segera mempercepat gerakanku. Kuhentak-hentakkan
tubuh Mbak Ayik . Bunyi berkecipak semakin terdengar nyaring. Sampai
akhirnya…..
“Saya…
keluar Mbak! Oogghhh…!” gw meregang nikmat bersamaan dengan menyemburnya sperma
di dalam rongga kenikmatan Mbak Ayik .
Seketika
tubuhku lemas. Gw sudah tak mampu lagi menopang beban Mbak Ayik yang berada di
atas tubuhku. Beliau ambruk menindih tubuhku sementara batang kejantananku
masih tetap menancap di memeknya yang hangat. Dalam hati gw kagum dengan wanita
ini. Beliau telah memberikan pengalaman baru dalam bercinta. Belum pernah gw
merasakan pengalaman senikmat ini dalam berhubungan sex.
“Pak
Andika memang benar-benar hebat!” kata Mbak Ayik sambil membelai dan sesekali
menciumi bulu-bulu halus di dadaku.
“Mbak
juga hebat! Belum pernah saya sepuas ini, Mbak!” Gw mengecup kening beliau dan
membelai-belai rambut dan Tokednya yang terurai panjang. Tak berapa lama kemudian
kami pun terlelap saling berpelukan.
Entah
sudah berapa lama gw terpejam, ketika gw merasakan sesuatu yang merayap di atas
perutku. Sesuatu yang hangat dan lembut. Perlahan gw membuka mataku, ternyata
Mbak Ayik tengah asyik menciumi, menjilati dan melumat permukaan kulit perut
sixpackku.
“Aahhh…,
Mbak Ayik masih pengen nambah lagi?” desahku pelan.
Mbak
Ayik tersenyum manja, “Habis…, kontol Pak Andika guede sih! Siapa sih yang gak
ketagihan ama kontol segede ini!”
“Ah,
Mbak Ayik ini bisa aja!” gw hanya merem melek, menikmati tangan beliau yang
bermain main nakal di selangkanganku. Dengan lembut Beliau membelai
kejantananku dan mengurut-urutnya dengan jempol dan telunjuknya. Terasa nikmat
memang. Mbak Ayik bertambah antusias ketika batang kontolku mulai membesar dan
mengeras. Dan dengan rakus, Mbak Ayik mulai menjilatinya, melumat dan mengocok
kejantananku dengan mulut mungilnya.
“Aaahhh…,
aaahhh…, enak Mbak! Oohhh…!” gw hanya bisa mengerang keenakan.
“Hhhhmmm…., Pak Andika mau yang lebih enak lagi?” tanya Mbak Ayik menggoda.
“Emang ada yang lebih nikmat, Mbak?”
“Coba Pak Andika berdiri!” gw menuruti perintah Mbak Ayik .
“Hhhhmmm…., Pak Andika mau yang lebih enak lagi?” tanya Mbak Ayik menggoda.
“Emang ada yang lebih nikmat, Mbak?”
“Coba Pak Andika berdiri!” gw menuruti perintah Mbak Ayik .
Dengan
kondisi tubuhku masih telanjang bulat, gw berdiri di atas ranjang. Sementara
itu, Mbak Ayik yang berlutut di hadapanku tampak memandangi batang kejantananku
yang sudah berdiri mengangguk-angguk. Perlahan-lahan Mbak Ayik meraihnya dan
mengocoknya dengan lembut. Kukira beliau akan memasukkan batang kontolku ke
dalam mulutnya, tapi ternyata tidak. Beliau ternyata malah menggosok-gosokkan
batang kontolku di permukaan Tokednya yang lembut.
“Oohhh….
yaaahhh! Enak banget Mbak!”
“Ini masih belum seberapa, Pak ! Coba Pak Andika rasakan yang ini…” Mbak Ayik menggeser batang kontolku dan menyelipkannya di antara belahan Tokednya. “Sekarang, coba ayunkan pantat Mas Andika !”
“Ini masih belum seberapa, Pak ! Coba Pak Andika rasakan yang ini…” Mbak Ayik menggeser batang kontolku dan menyelipkannya di antara belahan Tokednya. “Sekarang, coba ayunkan pantat Mas Andika !”
Gw
menurut saja. Perlahan-lahan gw mengayunkan pantatku maju dan mundur, sementara
Mbak Ayik menekan-nekan Tokednya kencang sehingga batang kontolku terasa
terjepit-jepit diantara susunya yang kenyal.
“Oouuhhh…!
Mbak Ayik memang benar-benar pandai memanjakan pria! Ini benar-benar luar
biasa, Mbak!” gw mendesah-desah nikmat. Susu Mbak Ayik yang menekan-nekan
kontolku membuat diriku serasa melayang. Lama juga kami melakukan foreplay ini.
Sampai akhirnya Mbak Ayik meminta gw untuk segera menuntaskan permainan itu.
“Aahhh…,
Pak Andika ! Mbak sudah kepengen banget nih!” rengek Mbak Ayik . Beliau
melepaskan jepitan susunya dan kemudian mengambil posisi seperti orang sedang
menungging. Meskipun gw masih belum begitu pengalaman, namun gw sudah pernah
melihat posisi seperti itu dalam film porno. Perlahan-lahan gw membimbing
kejantananku yang sudah berdiri keras ke arah lubang kewanitaan Mbak Ayik yang
menganga dari belakan. Mbak Ayik tampak menggigit bibir sendiri ketika gw mulai
menggesek-gesekkan ujung kontolku di bibir memeknya.
“Ooouhhh…,
ooohhh…! Cepetan masukin dong Pak !” rengek Mbak Ayik .
Pelan-pelan
kutusukkan ujung kejantananku ke arah memek Mbak Ayik yang memerah.
“Aahhhh…!”
gw melenguh nikmat. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi Mbak Ayik masih
memiliki memiaw yang seret lagi keset.
Jepitannya
masih terasa kuat, seolah-olah ingin meremukkan batang kontolku. Terlebih
ketika seluruh batang kontolku tertanam dan terhisap di dalam rongga memiawnya.
Sesaat gw membiarkan kontolku tertancap. Kemudian, pelan tapi pasti gw mulai
mengayunkan pantatku maju-mundur.
“Aaaahhhh…,
yeaahhh….! Sodokanmu mantep banget Pak Andika , Ooohhh…!” Mbak Ayik mengoceh
tak karuan.
Ah-uh-ah-uh,
oh-yeh-oh-yeh! Beliau juga hanya bisa meremas-remas seprei kusut itu saat
gerakanku mulai cepat.
Lama
juga kami bermain dalam posisi doggy itu, sampai akhirnya Mbak Ayik terlihat
sangat lelah.
“Aduh…,
Oouhhh… kita istirahat dulu ya sayang! Ooohhh…!”
Gw
mencabut kontolku, sedangkan Mbak Ayik terguling ke samping dan terkapar dengan
tubuh bersimbah keringat. Payudaranya yang montok tampak naik turun seiring
dengan deru nafasnya yang terengah-engah. Setelah mengatur nafas beberapa saat,
gwpun mulai melanjutkan aksiku. Kubentangkan kaki Mbak Ayik ke samping lebar-lebar,
kuangkat kaki kanannya dan kuletakkan di atas bahuku. Perlahan-lahan kutarik
pinggang Mbak Ayik dan kuarahkan batang kontolku menuju liang surgawinya yang
menganga, dan sleeeep…!
Kembali
kejantananku tertanam dalam lobang hangat itu.
“Aduuhh…,
pelan-pelan dong sayang!” rintih Mbak Ayik .
Kembali
gw ayunkan pantatku perlahan-lahan namun pasti. Mbak Ayik yang berada di
bawahku tampak kelojotan menikmati aksiku ini. Terlebih ketika gw membercepat
ayunanku dan menekan kuat-kuat batang kontolku ke dalam rahimnya. Beliau hanya
bisa mengerang nikmat sambil mencengkeram kuat-kuat otot-otot lengan dan
dadaku. Sambil terus bergerak maju mundur, seskali gw meremas-remas, menjilat,
dan menciumi Tokednya.
“Iyaah…aaghhh!
Terus sayang…yahhh…yaahh…oouugghhh…. !”
Mbak
Ayik mengoceh tak karuan. Namun gw tidak menghiraukannya. Gw terus memompa
tubuh seksinya dengan gerakan mengorek-ngorek lubang nikmat itu. Semakin lama
gerakanku semakin liar.
“Ooohh…,
Pak ! Saya sudah nggak sanggup lagi…., Ooohhh…., saya mau keluarrr….!”
Gw
merasakan dinding-dinding memek Mbak Ayik mengerut dan berdenyut-denyut,
mencengkeram dan meremas-remas batang kontolku dari dalam. Semakin lama kedutan
memek Mbak Ayik semain cepat, hal yang sama juga terjadi padaku. Batang
kontolku sudah terasa ngilu dan berdenyut-denyut. Sampai akhirnya…..
“Aaarrggghhh….!
Gw keluar lagi Pak !”
Mbak
Ayik menjerit puas. Gw semakin mempercepat gerakanku, mengoyak-ngoyak isi memek
Mbak Ayik . Namun sebelum sperma keluar, gw segera mencabut kontolku. Sambil
mengocoknya dengan tanganku, gw menyodorkan batang kontolku ke bibir Mbak Ayik
yang terbuka. Gw semakin mempercepat kocokan tanganku sampai akhirnya….
“Aaaaggghh….aaaghh….aaaghhh…!”
Crot…crot…croottt!
Cairan putih kental muncrat beberapa kali ke mulut Mbak Ayik . Tanpa rasa jijik
beliau menelan habis spermaku, kemudian menjilati sisanya yang masih menempel
di batang kontolku.
Seketika
tubuhku lemas, tulang-tulangku seolah rontok. Dan gw pun terkapar di sisi Mbak
Ayik .
“Oh,
Pak Andika benar-benar perkasa! Terima kasih ya Pak !”
gw
memeluk tubuh Mbak Ayik dan mencium keningnya. Beliau tampak tersenyum puas
sambil meletakkan kepalanya di atas dadaku dan mengusap-usap bulu-bulu halus di
atasnya.
“Kalau
saya berhasil jadi Pegawai Negeri, Mbak Ayik mau minta apa?” tanyaku kemudian.
Mbak
Ayik bangkit dan duduk bersimpuh di sampingku. “Saya tidak minta apa-apa kok,
Pak !” beliau tersenyum,
“Pak
Andika tidak perlu membelikan saya apapun! Saya cuma minta ini…..” Mbak Ayik
meraih kontolku yang terkulai tak berdaya. Kemudian mengurut-urutnya dengan
jemarinya yang lentik.
“Maksud Mbak Ayik ?” tanyaku tidak mengerti.
“Kalau Pak Andika berhasil jadi PNS, saya cuma ingin Pak Andika mengunjungi saya setiap seminggu dua sampai tiga kali, memberi saya jatah untuk dient*t pakai punya Pak Andika yang besar dan panjang ini…..” lanjut beliau sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih lengket di batang kontolku.
“Maksud Mbak Ayik ?” tanyaku tidak mengerti.
“Kalau Pak Andika berhasil jadi PNS, saya cuma ingin Pak Andika mengunjungi saya setiap seminggu dua sampai tiga kali, memberi saya jatah untuk dient*t pakai punya Pak Andika yang besar dan panjang ini…..” lanjut beliau sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih lengket di batang kontolku.
“Ah,
kalau itu sih gampang! Dengan senang hati saya akan selalu siap melayani mbak!”
Mendengar
jawabanku Mbak Ayik kegirangan. Dan beliau kembali menggugah birahiku dengan
memberikan kuluman dan kocokan di batang kontolku. Beberapa minggu kemudian
akhirnya gw benar-benar lolos menjadi PNS. Dan setelah dilaksanakan pelantikan,
gw memenuhi janjiku kepada Mbak Ayik . Setiap kali ada kesempatan, gw selalu
berkunjung ke tempat Mbak Ayik . Tentu saja untuk memberinya kepuasan. Dan
selama berhubungan dengannya, beliau masih saja mengakui kejantananku dalam
bermain cinta!
TAMAT